Senin, 23 Februari 2015

Teknik Gambar Bangunan

Teknik Gambar Bangunan (TGB) merupakan salah satu program keahlian yang ada di SMKN 1 Sidoarjo.
Jurusan ini merupakan salah satu jurusan terlaris yang ada di SMKN 1 Sidoarjo. Program keahlian ini bertujuan untuk membentuk seorang siswa menjadi seorang  drafter yang mampu bersaing di dunia kerja.

Kembali ke teknik gambar bangunan, sebenarnya keahlian apa saja yang diajarkan pada jurusan tersebut sehingga pemilik perusahaan dapat memilih tenaga kerja yang handal, disiplin dan keahlian kerja yang bagus, berikut ini ketrampilan yang dikuasai alumni
  1. Dapat menggambar bangunan baik secara manual maupun menggunakan software komputer seperti Autocad dan 3D Max.
  2. Dapat menggambar dua dimensi maupun 3 dimensi.
  3. Dapat membuat desain dari 0 sampai lengkap.
  4. Kemampuan menggambar siswa sama dengan arsitek bahkan lebih karena disini siswa dilatih bagaimana melakukan rancang bangun bangunan secara mandiri.
  5. Menguasai ilmu ukur tanah menggunakan pesawat theodolit, water pass dan lainya serta bagaimana menghitung hasil pengukuran tersebut kedalam sebuah data yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan proyek.
  6. Menguasai cara mengintung RAB Rencana Anggaran biaya bangunan.
  7. Menguasai perhitungan struktur bangunan seperti perencanaan kolom balok dan plat lantai beton bertulang maupun struktur baja.
  8. Pada perusahaan kontraktor dapat bertugas sebagai drafter, pelaksana lapangan, pengukuran atau uitzet, pengendalian proyek, Quantity Surveyor, Quality Qontrol dan bidang pekerjaan lainya yang sudah diajarkan di bangku sekolah

Minggu, 09 Februari 2014

Sistem Pendidikan di Jepang

Selamat datang para kanca, kali ini saya posting tentang sistem pendidikan di Jepang. Sepertinya hal-hal seperti dibawah ini yang membuat orang-orang Jepang menjadi orang yang pintar dan hebat. Mungkinkah jika hal-hal ini diterapkan di negara kita tercinta, negara kita akan menjadi lebih baik? ^^ mungkin saja.
Let's check it out!
  
1. Struktur pendidikan
------------------------------
Sama dengan Indonesia, di Jepang juga ada program Wajib Belajar (pendidikan dasar dan menengah) yang berlaku untuk penduduk berusia 6 hingga 15 tahun.
Tahun ajaran biasanya dimulai bulan April. Satu tahun ajaran dibagi menjadi 3 semester yang dipisahkan oleh liburan singkat musim semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih panjang (lama liburan sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut berada). Di Hokkaido dan tempat-tempat yang banyak turun salju, libur musim dingin lebih panjang dan libur musim panas lebih pendek.
 
2. Preschool & Taman Kanak-kanak
-------------------------------------------------------
Pendidikan anak usia dini dimulai di rumah. Ada banyak buku dan acara televisi yang ditujukan untuk membantu ibu & ayah untuk mendidik anak-anak mereka dan metode ini dianggap lebih efektif. Sebagian besar pelatihan rumah dikhususkan untuk mengajar tata krama, perilaku sosial yang tepat, dan bermain terstruktur, meskipun jumlah verbal dan keterampilan juga tema populer. Orang tua sangat berkomitmen untuk pendidikan awal dan sering mendaftarkan anak-anak mereka di TK. Selain TK terdapat sistem yang dikembangkan dengan baik pusat penitipan anak yang diawasi pemerintah (hoikuen 保育 ).
Berikut ini kegiatan anak-anak di tingkat Tk (mulai dari jam 8.50 – 15.00) antara lain: masuk kelas, menaruh barang di loker, duduk di bangku masing-masing, absen, salam, materi hari ini, istirahat (ke toilet latihan cara buang air sendiri, cebok, dan mencuci tangan dengan sabun), menyanyi, senam pagi, kembali ke kelas, mencopot kaus kaki, bermain (di luar kelas/di kebun/halaman sekolah), merapikan alat bermain, bersiap makan (cuci tangan dan ugai = memasukkan air ke tenggorokan tapi tidak ditelan, untuk mencegah batuk/pilek), kembali ke kelas untuk makan siang (bento =bekal makan masing-masing), menggosok gigi, bermain di kelas (permainan tradisional atau modern), bersiap untuk pulang, menyanyi lagu/salam perpisahan, baris per kelas di depan sekolah, pulang.
 
3. Sekolah Dasar
-----------------------
Lebih dari 99% dari Jepang anak-anak usia sekolah dasar terdaftar di sekolah. Semua anak-anak memasuki kelas 1 pada usia 6 tahun, dan sekolah mulai dianggap sebagai peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak.
Hampir semua pendidikan dasar berlangsung di sekolah umum; kurang dari 1% dari sekolah swasta (karena sekolah swasta cenderung mahal).
Kebanyakan sekolah negeri, tidak mewajibkan seragam, namun  harus mengenakan name tag di saku kiri baju. Lalu, biasanya ada juga badge di bahu kirinya, yang warnanya disesuaikan dengan tingkatan kelas (misalnya kuning untuk kelas 1).
Biasanya tas anak SD dilengkapi dengan peluit kecil (yang dibagikan gratis dari sekolah). Peluit ini diajarkan kpd anak-anak untuk ditiup kalo bertemu dengan orang asing  (tdk dikenal) yang mengganggu.
Kemudian juga harus bawa thermos air minum tiap hari (karena gak ada pedagang kaki lima yang nongkrong di pagar sekolah). Mereka juga diwajibkan untuk membawa mug kecil (wadah air sbg tmpt kumur2 pada saat sikat gigi sehabis makan siang). Lalu lap tangan dan serbet untuk alas makan siang. Semua alat itudibawa bolak balik ke sekolah, kecuali sikat gigi dan mug (tapi harus dicuci dahulu setiap kali pulang). Siswa SD di Jepang memiliki tugas melayani makan siang (menuangkan makanan ke piring) teman-temannya (beregu bergantian sesuai piket). Hal ini dilakukan atas dasar  untuk mengajarkan kerjasama tim dari mulai usia dini.
Pelajaran di tingkat SD biasanya hanya ada 4 yaitu : Huruf Jepang (menulis dan membaca), Matematika, Olahraga dan BudiPekerti.
Oh ya, pendidikan dasar di Jepang tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir pun tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok "compulsoy education”, sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP.
Tentu saja guru tetap melakukan ulangan sekali2 untuk mengecek daya tangkap siswa. Dan penilaian ulangan pun tidak dengan angka tetapi dengan huruf : A, B, C, kecuali untuk matematika. Dari kelas 4 hingga kelas 6 juga dilakukan test IQ untuk melihat kemampuan dasar siswa. Data ini dipakai bukan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan hasil test IQ-nya, tetapi untuk memberikan perhatian lebih kepada siswa dengan kemampuan di atas normal atau di bawah normal. Perlu diketahui, siswa2 di Jepang tidak dikelompokkan berdasarkan kepandaian, tetapi semua anak dianggap `bisa` mengikuti pelajaran, sehingga kelas berisi siswa dengan beragam kemampuan akademik.

Compulsary Education (dalam bahasa Jepang disebut ‘gimukyouiku’) atau istilah dalam bahasa Indonesia adalah "program wajib belajar".
Compulsory Education di Jepang dilaksanakan dengan prinsip memberikan akses penuh kepada semua anak untuk mengenyam pendidikan selama 9 tahun (SD dan SMP) dengan menggratiskan ‘tuition fee’, dan mewajibkan orang tua untuk menyekolahkan anak (ditetapkan dalam Fundamental Law of Education). Untuk memudahkan akses, maka di setiap distrik didirikan SD dan SMP walaupun daerah kampung dan siswanya minim (per kelas 10-11 siswa). Orang tua pun tidak boleh menyekolahkan anak ke distrik yang lain, jadi selama masa compulsory education, anak bersekolah di distrik masing-masing.
Tentu saja mutu sekolah negeri di semua distrik sama, dalam arti fasilitas sekolah, bangunan sekolah, tenaga pengajar dengan persyaratan yang sama (guru harus memegang lisensi mengajar yang dikeluarkan oleh Educational Board setiap prefecture). Oleh karena itu mutu siswa SD dan SMP di Jepang yang bersekolah di sekolah negeri dapat dikatakan `sama`, sebab Ministry of Education mengondisikan equality di semua sekolah. Saat ini tengah digalakkan program reformasi yang memberi kesempatan kepada sekolah untuk berkreasi mengembangkan proses pendidikannya, tetapi tetap saja dalam pantauan MOE.

Dalam pengertian negara maju, compulsory education mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) adanya unsur paksaan agar peserta didik bersekolah,
2) diatur dengan undang-undang tentang wajib belajar,
3) ada sanksi bagi orang tua yang membiarkan anaknya tidak sekolah
4) tolok ukur keberhasilan Wajar adalah tidak adanya orang tua yang terkena sanksi karena telah mendorong anaknya bersekolah.

Dengan adanya peraturan ini, maka kewajiban orang tua adalah memberikan pendidikan kepada putra-putrinya baik di sekolah maupun jika dia tidak mau, pendidikan di rumah pun (home schooling) bisa ditempuh.

Berbeda dengan Wajib Belajar di Indonesia dicirikan:
1) tidak bersifat paksaan melainkan persuasif
2) tidak ada sanksi hukum, sekedar sanksi moral
3) tidak diatur dalam undang-undang tersendiri
4) keberhasilan diukur dengan angka partisipasi dalam pendidikan
Karena hanyalah himbuan, pemerintah dan masyarakat tampak tidak serius menangani pendidikan.
Harusnya ini menjadi P.R bagi pemerintahan kita.
 
4. Sekolah Menengah Pertama 
-----------------------------------------
Tidak seperti siswa SD, siswa SMP memiliki guru yang berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda.
Instruksi di SMP cenderung mengandalkan metode ceramah. Guru juga menggunakan media lain, seperti televisi dan radio, dan ada beberapa pekerjaan laboratorium.
Oh ya, saya juga mendapat info bahwa semua orang harus belajar karya klasik sejak SMP. Karya tertua yang terkenal adalah GENJI MONOGATARI atau HIKAYAT GENJI yang umurnya 1000 tahun!  Tidak hanya sebatas informasi saja yang diberikan di SMP dan SMU Jepang, namun mereka juga diajari Tata Bahasa Jepang Klasik yang dipakai pada saat HIKAYAT GENJI ini dibuat.
Di tingkat SMP dan SMA, sama seperti di Indonesia, ada dua kali ulangan, mid test dan final test, tetapi tidak bersifat wajib atau pun nasional. Di beberapa prefecture yang melaksanakan ujian, final test dilaksanakan serentak selama tiga hari, dengan materi ujian yang dibuat oleh sekolah berdasarkan standar dari Educational Board di setiap prefektur. Penilaian kelulusan siswa SMP dan SMA tidak berdasarkan hasil final test, tapi akumulasi dari nilai test sehari2, ekstra kurikuler, mid test dan final test. Dengan sistem seperti ini, tentu saja hampir 100% siswa naik kelas atau dapat lulus.
Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board di setiap prefektur. Di Aichi prefecture, SMA-SMA dikelompokkan dengan pengelompokan A, B. Pengelompokan tersebut dibuat dalam proses memilih SMA. Setiap siswa dapat memilih satu sekolah di kelompok A dan satu sekolah di kelompok B. Jika si siswa lulus dalam kelompok A, maka secara otomatis dia gugur dari kelompok B. Dalam memilih SMA, siswa berkonsultasi dengan guru, orang tua atau disediakan lembaga khusus di Educational Board yang bertugas melayani konsultasi dalam memilih sekolah. Ujian masuk pun hampir serentak di seluruh jepang dengan bidang studi yang sama yaitu, Bahasa Jepang, English, Math, Social Studies, dan Science. Di level ini siswa dapat memilih sekolah di distrik lain.
 
5. Sekolah Menengah Atas
-------------------------------------
Meskipun SMA tidak wajib di Jepang, 94% dari semua lulusan SMP melanjutkan ke tingkat SMA. Di tingkat ini, mulai banyak sekolah milik swasta (mencapai sekitar 55% ).
Siswa SMA tidak mengikuti ujian kelulusan secara nasional, tetapi ada beberapa prefecture yang melaksanakan ujian. Penilaian kelulusan siswa berbeda di setiap prefecture. Mengingat angka Drop out siswa SMA meningkat di tahun 1990-an, maka beberapa sekolah tidak mengadakan ujian akhir, jadi kelulusan hanya berdasarkan hasil ujian harian.
Untuk masuk universitas, siswa lulusan SMA diharuskan mengikuti ujian masuk universitas yang berskala nasional. Ini yang dianggap `neraka` oleh sebagian besar siswa SMA. Ujian masuk PT dilakukan dua tahap. Pertama secara nasional- soal ujian disusun oleh Ministry of education, terdiri dari lima subject, sama seperti ujian masuk SMA-, selanjutnya siswa harus mengikuti ujian masuk yang dilakukan masing2 universitas, tepatnya ujian masuk di setiap fakultas. Skor kelulusan adalah akumulasi ujian masuk nasional dan ujian di setiap PT. Seperti halnya di Indonesia, skor hasil UMPTN tidak diumumkan, tetapi jawaban ujian diberitakan via koran, TV atau internet, sehingga siswa dapat mengira2 sendiri berapa total score yg didapat. Siswa yang memilih Universitas dg skor tinggi, tapi ternyata skornya tidak memadai, dapat mengacu ke pilihan universitas ke-2. Namun jika skornya tidak mencukupi, maka siswa tidak dapat masuk Universitas. Selanjutnya dia dapat mengikuti ujian masuk PT swasta atau menjalani masa ronin (menyiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk di tahun berikutnya) di prepatory school (yobikou)

6. Perguruan Tinggi 
------------------------
Secara umum sistem pendidikan tinggi di Jepang dapat dikategorikan ke dalam 4 bagian, universitas (Daigaku), akademi teknologi (Tanki-daigaku), sekolah tinggi teknik (Koto-senmon-gakko) dan sekolah kejuruan (Senmon-gakko).
Hampir sama dengan Indonesia, lama masa studi untuk pendidikan tinggi (sarjana) adalah 4 tahun kecuali bidang pendidikan kedokteran yang relatif menghabiskan  6 tahun. Untuk tingkat studi lanjutan, biasanya dibutuhkan waktu 2 tahun (program master) dan 3 tahun (program doktor).
Tahun akademik dimulai sekitar bulan April dan berakhir Maret tahun berikutnya. Perkuliahan dibagi dalam dua semester, semester pertama berlangsung dari Maret sampai dengan September dan semester kedua dimulai dari bulan oktober dan berakhir Maret.
Bahasa yang umum digunakan dalam proses belajar mengajar adalah bahasa Jepang. Namun, ada beberapa program tertentu yang menggunakan bahasa Inggris sebagai perantara. Oleh karena itu setiap mahasiswa asing yang ingin melanjutkan studi ke Jepang perlu mempersiapkan kemampuan bahasa ini dengan sebaik mungkin.
 
Berikut ini 10 top ranking Universitas di Jepang
by 2010 University Web Ranking
(untuk melihat 741 ranking lainnya bisa dicek melalui http://www.4icu.org/jp/)
1.       Universitas Keio
2.       Universitas Tokyo           
3.       Universitas Waseda
4.       Universitas Osaka
5.       Universitas Hokkaido
6.       Institut Tekhnologi Tokyo
7.       Universitas Hiroshima
8.       Universitas Kobe
9.       Universitas  Kyoto
10.     Nihon University             
================
NOTE:
1.Di Jepang, Orangtua sudah menetapkan masa depan anak sejak kecil (sblm anak mulai sekolah). Di rumah ibu mengawasi anaknya belajar, mengirim ke tempat les/mendatangkan guru les ke rumah. Sekolah yang elit sejak SD hingga Universitas akan mendatangkan masa depan yg cerah, karena banyak perusahaan Jepang yg memilih pegawainya dr universitas-universitas ternama (bahkan sudah dipilih n dipesan sejak org itu masih berstatus mahasiswa yg lulusnya nanti akan bekerja di perusahaan itu). Maka, ortu menyuruh anaknya untuk bisa kuliah di universitas terkenal, agar bisa masuk universitas terkenal maka harus pintar dan biasanya sekolah di SD-SMA yg terkenal.
Disiplin pendidikan sangat ketat, jadi banyak anak stress.
Akibatnya banyak yang bunuh diri/menindas teman-temannya.
Hal ini berlaku dari zaman dulu hingga tahun 2000.

2. Untuk mengatasinya, maka pendidikan Jepang dirubah yg disebut "Yutori Kyouiku”, yaitu pendidikan yang lebih longgar. Misalnya hari Sabtu diliburkan dan buku pelajaran lbh tipis. Namun akibatnya siswa jd bodoh. Sistem ini pun dihapus, lalu diganti dgn istilah "datsu yutori kyouiku”, yg hr Sabtu tetap libur, tp buku jadi tebal kembali. Selain itu, di jaman sekarang lulusan Todai (Universitas Tokyo) sdh tdk menjadi favorit lg. Mengapa? Karna image mahasiswa Todai itu terlalu rajin belajar, terlalu pintar, kurang gaul, cupu, dsb. Jd banyak perusahaan yg lbh suka memilih pegawai baru dr universitas favorit ke 2, ke 3, dst. Jaman sekarang juga kemungkinan untuk bisa diterima di sekolah favorit sangat besar, karna sensus penduduk Jepang (koureika shakai) menyatakan bahwa jumlah anak muda lbh sedikit drpd jumlah org tua. Oleh karena itu, Jmlh murid yang sedikit menyebabkan pesaingnya pun sedikit. Bahkan ada sekolah ditutup karna kekurangan murid.

3. Pendidikan umum di Jepang tentang dunia internasional itu sangat minim, mereka tdk diajarkan bahas aasing yang benar sesuai standar, peta dunia, sejarah dunia, politik, ekonomi, dsb. Pendidikan mereka hanya berpusat di Jepang saja. Kalau pun org Jepang tau tentang dunia luar, itu hanya orang yg sering keluar negri, kuliah bhs asing/internasional, yg jmlhnya sedikit. Sejarah mereka pun ada yg tdk sebenarnya (ditutup-tutupi). Contohnya mereka tdk tau kalau mereka pernah menjajah bangsa asing yaitu Indonesia. 

Untuk informasi lebih detail mengenai studi dan tinggal di Jepang, bisa kunjungi http://www.studyjapan.go.jp atau http://www.id.emb-japan.go.jp/expljp.html

Sumber : http://japanlunatic.do.am 

Minggu, 26 Januari 2014

Syarat Bangunan Ramah Lingkungan

Welcome para kanca :) kali ini saya akan membahas tentang syarat Bangunan Ramah Lingkungan atau Green Building. Menurut para kanca, apa sih pengertian Green Building itu? Apakah bangunan yang serba berwarna hijau, atau dibungkus oleh tanaman-tanaman merambat? :D



Baiklah, sekarang kita akan membahas pengertian Green Building / Bangunan Ramah Lingkungan terlebih dahulu. Green Building adalah hunian yg dapat membantu kelestarian bumi serta dapat memperlambat global warming.Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa syarat atau kriteria yang harus dipenuhi.

Green Building Council Indonesia (GBCI) sebagai lembaga yang concern terhadap bangunan dengan konsep ramah lingkungan, menetapkan enam standar dasar di mana suatu gedung dapat dikatakan sebagai gedung yang hijau.
Cekidot :)

1. Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development/ASD)
Hal ini berkaitan dengan cara membangun suatu gedung yang sesuai, baik dari segi fungsi dan penggunaan lahan yang kan digunakan. Apakah bangunan tersebut sudah sesuai dengan rencana tata guna lahan yang telah diterapkan

2. Efisiensi Energi & Refrigeran (Energy Efficiency & Refrigerant/EER)
Penghematan energi atau efisisensi energi menjadi hal yang harus diperhatikan dalam pembangunan gedung berkonsep green building. Misalnya dalam pembuatan ventilasi dan jendela ruang yang ideal adalah yang bisa menambah  pencahayaan ruang dan memberikan sirkulasi udara yang cukup. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan penggunaan AC atau pencahayaan seperti lampu secara berlebihan.

3. Konservasi Air (Water Conservation/WAC)
Keterbatasan sumber daya memaksa untuk berfikir bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada, jika tidak dimungkinkan untuk menambah maka kita harus berpikir bagaimana cara menghemat dan mendaur ulang. Pada gedung tinggi misalnya, dapat diterapkan seperti pada penggunaan toilet dengan sistem flush otomatis, hal ini demi mengukur kebutuhan air yang digunakan.

Sementara penghematan lain dilakukan dengan daur ulang seperti bagaimana menampung limbah air hujan salah satunya dengan tidak mengaspal halaman, sehingga dengan dibiarkan dan dibuat penampungan air bisa menambah cadangan air tanah di sekitar rumah Anda.

4. Kualitas Udara & Kenyamanan Udara (Indoor Air Health & Comfort/IHC)
Agar tercipta kenyamanan saat Anda berada pada suatu ruang, tak hanya ditunjang dari segi desain ruang, namun kesehatan indoor perlu Anda perhatikan. Di antaranya dengan tidak memperbolehkan merokok dalam ruangan, atau jika memungkinkan menyediakan ruang khusus untuk merokok. Mengatur temperatur udara sehingga runag berada pada suhu ruang yang normal tidak terlalu dingin juga panas

5. Sumber & Siklus Material (Material Resources & Cycle/MRC)
Penggunaan material daur ulang bukan saja dilakukan demi pemanfaatan ulang, namun di sisi lain juga bisa memberikan sentuhan dekorasi menarik pada ruang rumah Anda. Tentunya dengan mengkrasikan material daur ulang sehingga menjadi dekorasi ruang yang tidak biasa.

6. Manajemen Lingkungan Bangunan (Building & Enviroment Management)
Mengelola lingkungan sekitar bangunan yang Anda dirikan, agar ke depannya tidak tercemar. Anda bisa menerapkan konsep daur ulang limbah sebelum melakukan pembuangan, sehingga tidak meracuni dan lain sebagainya.

Itulah konsep-konsep atau syarat bangunan ramah lingkungan yang dapat diterapkan untuk membantu bumi kita tetap sehat. Namun selain itu, untuk menjaga bumi kita, juga tergantung pada gaya hidup yang diterapkan.

Jadi para kanca, jika kita ingin bumi tetap sehat dan berumur panjang, selain menerapkan green building, gaya hidup kita juga harus diperbaiki. Bukankah jika bumi sehat kita juga akan nyaman menempatinya?

Sekian yg bisa saya bagikan, terimakasih dan silahkan berkunjung di postingan saya yg lainnya :)

Sumber : okezone.com

Sabtu, 25 Januari 2014

Peralatan Gambar Teknik (1) - Meja Gambar, Pensil Gambar, dan Penghapus

Hay para kanca, kali ini Mazaya ingin share tentang peralatan untuk menggambar teknik
cekidot :D

1.1. Meja Gambar

Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak
melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras
misalnya kayu pinus. Sambungan papannya rapat, tidak berongga, bila
permukaannya diraba, tidak terasa ada sambungan atau tonjolan.Meja
gambar sebaiknya dibuat miring dengan bagian sebelah atas lebih tinggi
supaya tidak melelahkan waktu menggambar. Meja gambar yang dapat
diatur kemiringannya secara manual atau hidrolik. Manual pergerakan
kemiringan dan naik turunnya dengan sistem mekanik, sedangkan meja
gambar hidrolik kemiringan dan naik turunnya meja gambar menggunakan
sistem hidrolik.


Gambar 1.1 Meja Gambar

Ukuran papan gambar didasarkan atas ukuran kertas gambar, sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Tetapi dapat juga disesuaikan
dengan kebutuhan, umumnya ukuran papan gambar:
– lebar : 90 cm
– panjang : 100 cm
– tebal : 3 cm

1.1.2. Menggunakan Pensil Gambar

Pensil untuk menggambar lain dengan pensil yang digunakan untuk
menulis, baik kualitasnya maupun kerasnya. Pensil gambar umumnya tidak
disertai karet penghapus pada salah satu ujungnya. Selain itu biasanya
kekerasannya dicantumkan pada salah satu ujung pensilnya. Standar
kekerasan pensil dapat dilihat pada urutan dibawah ini

KERAS : 4H, 5H, 6H, 7H, 8H, 9H
SEDANG : 3H, 2H, H, F, HB
LUNAK : 2B, 3B, 4B, 5B, 6B, 7B

Cara meruncingkan pensil, dapat menggunakan kertas ampelas caranya
yaitu pensil dipegang antara jari telunjuk dan ibu jari dan waktu mengasah
pensil diputar. Selain itu dapat juga dipakai pisau, caranya yaitu tekanlah
punggung pisau dengan ibu jari pelan-pelan, atau dapat juga menggunakan
alat peruncing. Jangan sekali-kali menggunakan meja gambar sebagai
landasan untuk meruncingkan pensil.

Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 80° kearah tarikan
garis yaitu kekanan, dan waktu menarik garis pensil harus sambil diputar
dengan telunjuk dan ibu jari.


Gambar 1.3 Arah Tarikan Garis

Pada waktu menarik garis untuk pertama kali digunakan tekanan pada
jari sedikit saja, sehingga akan menghasilkan garis dipertebal.
Dengan tekanan agak diperbesar akan dihasilkan garis yang terang
dan bersih.


Gambar 1.4 Cara Menarik Garis

1.1.3 Menggunakan Penghapus

Seperti telah kita ketahui penghapus terdiri dari beberapa macam
yaitu:
– penghapus pensil
– penghapus tinta
– penghapus kapur tulis

Penghapus yang dimaksud di sini adalah penghapus yang digunakan
untuk kertas gambar. Jadi dapat digunakan dua macam penghapus
yaitu penghapus pensil dan penghapus tinta.

Untuk penghapus pensil pada kertas gambar biasa (putih) umumnya
hampir sama. Kita dapat menggunakan dari bermacam-macam merek,
demikian juga untuk penghapus tinta.
Sedangkan untuk penghapus pada kertas kalkir, biasanya digunakan:

Penghapus pensil : biasanya dipakai penghapus dari merek
standar, staedtler atau rotring
Penghapus tinta : biasanya digosok dengan silet, kemudian
dihaluskan dengan penghapus tinta biasa.
Atau dapat juga digunakan penghapus dari
merek rotring

Masih banyak lagi peralatan menggambar teknik, Mazaya janji bakal dilanjut di postingan-postingan yg lain. sedikit demi sedikit asal bermanfaat, dan semoga bermanfaat yaaa buat para kanca.. terimakasih ^_^